Para pemakai sergam putih abu-abu berbondong-bondong menuju lapangan. Itu yang terlihat di halaman sekolahku, hari itu merupakan upacara pertama bagi siswa-siswi baru dan juga bagi kami siswa lama setelah libur panjang yang melelahkan. Aku menuju kelasku yang sudah di tentukan beberapa hari sbelumnya, aku mellihat keadaan kelas itu masihh lumayan berantakan kursi yang rapi hanya tiga baris ke belakang, maishh tersisa satu baris lagi di ujung tapi tak ada bangkunya. Ku amati satu persatu kursi yang sudah tertata rapi tersebut ternyata sudah berpenghuni. Ku simpan tasku di bangku salah seorang temanku.
Ketika aku ingin keluar dari kelas itu untuk mengikuti upacara penaikkan bendara perdana, tiba-tiba perutku tak mendukung. Kuurungkan niatku untuk keluar. Akhirnya, akupun duduk di tempat aku menyimpan tasku. Kusandarkan dahiku di atas meja dan tangan kiriku sebgai pengalasnya, tangan kananku memijat-mijat perutku. Akupun lupa membawa minyak angin aromateraphy yang slalu aku bawa ke mana-mana. Ketika aku behenti untuk meringis, dilapangan upacara sedang mengheningkan cipta.
Suasana mistis mulai aku rasakan, terasa sangat hening tapi seperti begitu ramai di bagian pojok belakang kelas ini,suara daun jendela yg dibanting-banting, aku mulai merinding. Dan kali ini aku mendengar suara perempuan menangis. Aku mencoba utnuk tidak peduli, hal ang seperti ini sudah biasa aku temui. Yang ada dibenakku saat itu mungkin ini sambutan selamat datang untukku, setelah aku mulai bisa mnguasai diri dan bersikap santai kali ini, aku mendengar suara perempuan tadi tertawa terbahak-bahak. Ku beranikan diriku menoleh kea rah belakang kelas, hm.. tidak ada apa-apa. Ketika saat itu aku menoleh suara itu terdiam. Aku mencoba menyangkali bahwa itu hanya imajinasi saja. Aku kembali ke posisi awal kepala yang menyandar di ats meja.
Tiba-tiba aku merasa bagian tubuhku yang sebelah kiri terasa sangat dingin, tangan kananku ku sentuhkan ke tangan kiriku. Terasa dingin. Ketika aku melakukan hal yang sama pada tangn kiriku. Terasa hangat bagian tubuhku yang kanan. Hawanya berbeda. Leherku terasa kaku untuk menoleh. Ku rasa wajahku mulai pucat. Aku tidak ingin merasakan hal-hal mistis itu lagi, tapi keyakinanku sangat besar bahwa sesuatu sedang ada disamping kiriku. Enggan, kepalaku untuk menoleh ke kiri tapi suara tangis kembali ku dengar dan sangat jelas kedengarannya. Ku yakinkan hatiku bahwa Allah slalu bersamaku, irama jantunku pun tak beraturan berdegup begitu kencang. ku beranikan diriku akhinya akupun berbalik kea rah kiri .. ku lihat sosok perempuan sepertiku memakai baju osis dan rok abu-abu selutut saat aku berbalik dia berhenti menangis, entahlah ini halusinasiku atau nyata. Wajahnya sangatt pucat, dan rambutnya samapi lengannya ketika ku amati mungkin dia tau aku melihatnya dan tersenyum padaku. Berulang kali lantunan istighfar ku ucapkan dan menunduk setelah dia tersenyum padaku. Setelah detak jantungku mulai berirama dengan normal aku kembali menoleh kea rah perempuan tadi. Dan dia sudah tidak ada, aku mencoba mencari sekliling kelas itu dan hasilnya nihil. Berkali-kali aku beristighfar, aku mulai merasa lega saat upaca telahh selesai. Suasana kelas kembali ribut. Dan tak ku ceritakkan hal ini peda teman-temanku aku yakin klw aku cerita, tak ada yang berani utnuk duduk di sekitar bangku yang ditempati perempuan tadi.
Dan akhir akhir ini aku masihh sering mendengarnya memangil namaku. Ya.. memanggil ku dengan sbutan “uL” dan hanya beberapa org saja yang mendengarnya yaitu aku, teman sebangku-ku dan dua org yang duduk di belakangku. Walopun mungkin mereka hanya mendengarnya sekali. Dan aku sudah sering tapi, ku biarkan saja kerana aku sudah tau hal itu.
*setelah membaca ini pastikan tidak ada sesuatu yang menemanimu. So, Don’t look back!! :P