Adzan shubuh berkumandang membangunkan setiap umat untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang hamba. Sejam sebelum itu, saya sudahbangun terlebih dulu. Aku jatuh cintanya Tompi sudah berulang kali bernyanyi, itu tanda pesan masuk di hp-ku. Say sudah bisa menbak siapa pengirimnya, orag yang akan ku temani berpetulang sebentar.
Dia menjemputku di gerbang kompleks, langit masih gelap udara cukup dingin dan segar. Saat itu pukul 05:43. Tujuan kami hanya berkeliling kota saja, tapi sempat singgah di pinggir pantai. Tempatnya dalam keadaan pembangunan, "hebatnya manusia, timbun-timbun laut dan dijadikan bangunan" itu yang ada di benakku saat melihat beberapa pekerja berlalulalang di sekitar pantai. Kami berdua cukup lama menghabiskan waktu di pantai itu, ya.. walopun hanya bercerita sambil sesekali bermain bersama ombak yang ada id hadapan kami. Orang-orang yang ada di sekitar situ mungkin kami ini "pacaran" tapi, itu salah besar.. ya.. namanya manusia terkadang menilai sesuatu dari apa yang mereka lihat tak peduli apa yg sebenarnya terjadi. Ok, pukul 10.00 matahari sudah cukup terik, tapi cuaca kali itu agak sedikit mendung. Kami memutuskan untuk beranjak darii tempat itu dan kembali berkeliling.
Dari pantai kami berdua singgah sebentar di bangunan tua, benteng Rotterdam. Sekilas mengenang sejarah para pejuang melwawan belanda. Sedikit banyak , aku menjelaskan apa saja yang ku ketahui dari bangunan itu. Kami berdua seperti "si bolang" mengenakan baju kaos, celana training dan sandal. –cukup membuatku tidak PD- hahaha.. dari situ kami melanjutkan lagi perjalanan menyusuri jalan tol, tujuan kami kali ini ke kampus Unhas, skaligus perkenalan kampus buatku. Dari sinilah aku melihat sosok yang berbeda dari dia. Sepulang dari berkeliling2 fakultas dalam kampus merah itu, rencananya kami akan mengisi perut yg sudah mulai kroncongan, di tengah perjalanan dia menepikan motornya. Kupikir ada sesuatu yang terjatuh atau ada hal lain, dan ketika aku berbalik ternyata dia menghampiri seorang pengemis yang badannya cacat. Hatiku cukup terhenyuk melihat kejadian itu. Baru kali ini aku melihat pemuda seperti ini, yang dengan khusus member pada pengemis itu. Padahal kebnyakan orang bahkan ketika pengemis itu didekatnya hanya dilalui saja, jangankan member sedikit harta Allah menoleh pun tidak. Tapi, dia beda.. bukan pengemis itu yang mendatanginya melainkan dia yang mendatangi pengemisnya.
Masih berdecak kagum dengan jiwa sosialnya, perjalanan pulang pun kembali di lanjutkan. Tujuan terkahir kami yaitu menuju sekolah dimana kami menghabiskan masa putih abu-abu. Rintik-rintik hujan mulai turun, ^_^ saya slalu suka saat hujan, tapi saya tidak pernah bisa tahan dengan rasa dingin. Hujan seperti ini, banyak kendaraan beroda dua melaju dengan cepat. Mungkin tak ada yang menduga hari itu akan hujan, dan tiba-tiba saja dua sepeda motor terjatuh di tengah jalan. Dengan spontan –lagi dan lagi- orang yg bersamaku sejak tadi memakirkan motornya, tanpa berkata apapun dia berlari ke tengah jalan menolong ibu tua itu yang terjatuh dari motor, korban lainnya 2 gadis berjilbab yang berboncengan. Dan saya hanya speechless melihat kejadian itu, bukan karena kecelakaan itu melainkan orang yang bersamaku bertindak lebih cepat dari orang yang ada di sekitar. Setelah itu dia pun membeli sebotol air minum untuk para korban tadi dan memberikannya padaku untuk ku berikan pada mereka yang masih mengalami shock, tapi sepertinya saya juga shock dan dengan bodohnya air mineral itu masih tetap ada dalam genggamanku, [oiya, saya lupa memeperkenalkan siapa dia. Aku memanggilnya Mamas.] sejak tadi mamas berteriak agar aku segera memberikan air minum itu pada korban, aku menerobos orang-orang yang mengerumuni korban tersebut tapi masih saja aku terdiam, dan kuberikan saja pada mamas botol air mineral itu. Cukup malu aku pada mamas saat itu. Setelah memastikan korban tersebut sudah dibawa ke klinik terdekat, aku dan mamas pulang ke rumah.
[ nice to know you, mas. Amazing trip with you]