Meski kadang surut untuk mencapai tujuan tujuanku, aku masih tetap berusaha. Terkadang terpikirkan olehku apa yang diucapkan oleh ayah "kita manusia punya batas kemampuan nak. Jangan terlalu memaksakn diri yg sebenarnya kita tak mampu" .
Dan selalu ku sanggah dengan kalimat Aku mampu ayah, aku bisa.!!
Namun di sela sela sepi, aku memikirkan kata-kata ayah. "Apa iya, aku mundur saja??"
Nasihat yg lain dari ayah pun masih bergeming di kepalaku.. Maukah kau tau apa itu?
"Memaksakn diri di luar kemampuan kita itu namanya menyiksa diri, nak. Tuhan memudahkan semua kehidupanmu. Tapi kenapa kamu justru mempersulitnya?"
Dan lagi, kalimat itu kadang meruntuhkn semangat "aku bisa" yang ku ucapkan pada ayah. Selalu saja timbul pro-kontra disetiap keputusan yg ku ambil untuk hidupku..
Tapi, bersama mu ayahku tak berkomentar banyak atau bahkan untuk bersikap kontra terhadapkupun tidak.
Dan 1 hal yang masih kuperjuangkn kini di tengah goyahnya hatiku akan saran saran orangtua ku yaitu, asi eksklusif utk revan tanpa bantuan sufor :) meski ku tau asiku tak begitu banyak untuk diperah. Setidaknya konsumsi revan tiap harinya itu cukup. Meski tak ada tabungan asi untuk smpai seminggu paling tidak persiapan asi untuk revan sehari itu cukup. Dan demi revan , aku rela cuti kuliah disemester ini. Untuk revan yang harus tetap mengkonsumsi asi.
Kuyakini melalui ASI lah kujalin kedekatanku dengan revan. Aku mencintaimu nak, cinta yang tak bisa digambarkan oleh apapun.. Yang masih bisa lebih jika menyelimuti bumi tempatmu berpijak nak.