Curhat...
terkurung dalam satu kamar kapasitas 15 org tp di huni 24 org,
Coba bayangkan tidur di kamar yg dikelilingi jeruji besi dan tembok tebal berlapis2,
Coba bayangkan kemanapun mata memandang yg ada hanyalah kungkungan dan ketidakberdayaan,
Coba bayangkan saat memandang mata teman sel dan hanya menemukan keputusasaan disana,
Coba bayangkan rasanya jika udara malam, nyamuk ganas, kutu busuk, bau wc dan selokan begitu bebas menghantam tubuhmu,
Coba bayangkan jika bantal dan guling sisa cerita tergantikan oleh tumpukan pakaian kotor narapidana yg lembab sekedar sebagai penahan kepala yg penat,
Coba bayangkan jika pagi mu di sambut oleh ikan asin yg bahkan kucing pun tak berselera melihatnya dan hanya berlalu bgitu saja,
Coba bayangkan jika setiap saat kau berada di bawah tekanan konstant dr para penjaga yg tak segan menghajarmu hanya karena kau lupa hitungan barisan saat apel pagi,
Coba bayangkan jika setiap langkahmu di amati oleh para perampok, jambret dan pembunuh,
Coba bayangkan jika rasa aman yg kau kecap hilang dan digantikan dengan rasa waspada terus menerus,
Coba bayangkan saat kau sedang bercanda bersama temanmu dan tiba2 saja terjadi perkelahian di dekatmu,
Coba bayangkan Jika kau tidak bs lagi melihat orang2 yg kau sayangi
waaupun kau tahu mereka tidak jauh,
Coba bayangkan jika kau menatap matahari sore dan bukannya keindahan yg kau nikmati tp rasa gundah krna kau tahu bahwa jika matahari terbenam kau sdh kembali di dalam sel mu,
Coba bayangkan setiap terbangun shalat subuh menanti jam 6 dengan perasaan gembira karena sel akan dbuka, dan jika tiba saatnya pintu sel dbuka, kau dan teman2 mu berhamburan lari dengan gembira keluar menuju lapangan tenis satu2nya ruang luas yg ada hnya untuk menemukan bahwa kau msh dikelilingi tembok dan jeruji,
Coba bayangkan jika satu2 nya pemandangan yg menghibur hanyalah pemandangan langit yg luas dan lepas saat kami menengadah memasang jemuran.
Coba bayangkan jika saat kau melawan dan ternyata kau berjalan di jalan yg sepi.
(Air mata mengalir begitu saja, membaca tulisan ini. Catatan hati saudara yg darahnya juga mengalir di tubuhku, saudara yg kedekatan kodegenetiknya 1/16 dgn ku. Entah, meski iya msih juga mngatakan baik2 saja tp tak ada ygbisa membantah tatapan mata yg begitu sedih saat iya beradadibangku pesakitan mnjalani sidang. Beliau sedang mnjalani skenario Allah yg begitu apik, aku mungkin hanyalah figuran dalam scene yg dijalaninya. Salama' ki daeng, barang nia' kabajikang nigappa lebba' na ngaseng anne, sa'bara ki daeng ... )