Laman

Senin, 07 September 2015

Tentang kamu

Malam itu, kau dtang menjemputku.. Disampingmu sudah duduk anak kecil yang lahir dari rahim ku.. Di balik carseatnya, ku intip dia yang tertidur pulas.. Sangat pulas.. Semakin hari jagoan kita itu semakin aktif, lalu aku berpaling darinya dan mentapmu,. Aku slalu suka dengan penampilanmu. Rambutmu yang klimis, kacamatamu yang menurutku seperti milik nobita, tapi aku suka. Aroma tubuhmu yang khas body mist itu. Aku mnyandarkan kepalaku dibahu mu meski aku duduk di jok blakang. "Nanti revan marah.." Katamu bercanda, sambil tersnyum nakal.. Haha aku suka gurauan mu. Dan tetiba aku bertanya..
"Sayang, bgmna perasaan ta sekarang??" Aku hnaya ingin tau, walau ku tau tak ada yng brubah dari rasamu. Tak ada. Mungkin perasaanku atau indrapendengarku butuh update an dari mulutmu.
"Tidak ada yang burubah. Sama saja seperti dlu. Hanya sja mungkin caraku mengungkapkannya yang tak lagi seperti dulu. Iya.. Tidak ada yang berubah" jawabmu, smbil terkekeh menatap jalanan. 

Apakah cinta itu sesederhana ini?? Duduk bersama , bercerita, bergurau, bertukar pendapat hingga menaikkan nada suara, lalu setelahnya.. Tercipta hening berkepanjangan, dan kemudian kita berdua saling gengsi untuk mennayakan sesuatu atau memulai pembicaraan tapi kita memulainya meski agak malu malu dan membiarkan hal tadi seperti tidak terjadi. Ataupun kadangkala juga adu mulut itu bernjut.. 

Ah, tidak !! Kita berdua tau, itu tidak sederhana. Semua butuh pengorbanan. Mengorbankan ego, mengorbankan perasaan, mengorbankan sgla yang kita bisa. 
Itu tidak sederhana, karna slaah satu dari kita kadang ada yang memaklumi yang lain, atau minta dimaklumi atas kekhilafannya tapi tidak terpenuhi. Sama sekali bukanlah hal yang sederhana. Mungkin hanya teori nya saja yang sederhana. Tapi, pengaplikasiannya yang bgtu rumit.
Kita perlu memaklumi, perlu memahami, perlu memaafkan, perlu keikhlasan menjalani.. Dan tentu sJa perlu kesabaran. 
Paling tidak itu bisa menjadi alasan kita untuk tetap hidup. Seprti yang pernah di katakan ibu Athirah kepada anaknya Jusuf Kalla "jika, kau tidak lagi punya alasan untuk bersabar artinya kau sudah mati."

Dan kau, tetaplah jadi teman setiaku selamanya.. 


1 komentar: