Pakaian itu adalah kesan pertama seseorang saat pertama kali bertemu. Maka dari itu,
berpakaian pun harus sesuai dengan kegiatan dan tempatnya. Jangan sampai kamu saltum alias salah kostum. Tapi, untuk
sebagaian orang yang memiliki khas nya sendiri dalam berpakaian, mungkin akan
jarang mengalami keadaan dimana ia merasa salah kostum. Misalnya, orang yang
selalu menggunakan sepatu olahraga kemana pun Ia pergi. ke pesta pun
menggunakan sepatu olahraga. Saya rasa itu tak masalah, menggunakan sendal
jepit pun sah sah saja. Asal sang pemakai pun memiliki kepercayaan diri saat
mengenakannya.
Nah, membahas mengenai pesta pernikahan. Ini pun tak lepas
dari yang namanya seragam pesta. Biasanya, keluarga calon pengantin akan
memberikan kain seragam kepada keluarga dan kerabat dekat lainnya untuk di
jahit menjadi kebaya modern sesuai selera si pemilik kain tersebut. Hal ini
pula yang terjadi pada saya beberapa waktu lalu.
Adik ipar dari ipar saya (hahaha,anda bingung membacanya? Coba di ulang ulang saja. Ini tidak
rumit kok. Soalnya saya tidak tau sebutannya apa. – kalau orang makassar
menyebutnya adik dari lago saya) akan segera melangsungkan pernikahan dua
bulan lagi. Dan saya pun termasuk orang yang mendapat kain seragam ini. Kain yang
saya dapat itu lumayan banyak, 2 meter kain renda untuk atasan dan 2 meter nya
lagi kain songket untuk bawahan. Saya begitu memikirkan model baju seperti apa
yang akan saya buat pada kain ini agar tidak tersisa begitu banyak. Apalagi saya
memakai hijab yang agak lebar , sehingga terkadang bagian atasan bajunya tidak
terlihat karena tertutupi oleh hijab.
Saya mencoba memberi tahu si penjahit yang kebtulan adalah
tante saya , bagaimana model baju yang saya inginkan dengan kain yang lebih
menjuntai ke bawah , maksud saya ada bagian seperti jubah yang melekat di belakang
looks like superman dan batman. Untuk
kain songketnya , karena bahannya kaku jadi saya meminta untuk di buat menjadi
model rok lingkar dengan rimple. It’s
like a princess’s dress. Itu harapan saya.
Pada kenyataannya, 1 minggu mendekati hari H. Kain ku sama
sekali belum terjamah. Padahal saya dijanji akan selesai lebih cepat dari
tanggal yang sudah saya sepakati dengan penjahitnya. Hufftt, ini salah satu
problematika tukang jahit pada umumnya. Namun, saya tidak begitu khawatir
karena saya yakin sama beliau, bajunya akan tetap bisa saya kenakan saat pesta
nanti.
dan... eng ing eng....
pukul 15;40 saya menelpon tante saya itu, untuk mengabarinya bahwa sejam
lagi saya akan ke rumahnya mengambil baju tersebut. Tapi, saya ditanya kembali
tentang model baju yang saya inginkan. Dia mencoba menjelaskan dan menyebutkan
model kebaya kartini. Oh, no... kenapa kebaya kartini? Padahal kan saya juga
sudah memberinya gambar.
Saya mulai gegana –gelisah,galau,merana- bagaimana jadinya
baju saya itu nantinya?
Laa haula walaa quataa illah billah... kembalikan lagi sama
Allah. Apapun modelnya yang penting jadi deh. Sesampai di rumahnya beliau,
ternyata baju yang tadinya model kebaya kartini (kalau mau tau kebaya kartini itu seperti apa, browsing ajaaa di gugel.)
bagian bawahnyaa itu kepotong rata semua sepinggang. Aaaaarrrgggh.. ini
bagimana ceritanya, kenapa kepotong begini.?
Curhatlah beliau, kalau gmbar contoh yang saya kasi dulu itu
hilang, karena handphone rusak. Bajunya juga terlambat selesai karena ada
keluarganya yang meninggal di tambah lagi ada yang menikah setelahnya. Saya sangat
maklum dengan kesibukan beliau... jadilah, saya memintanya untuk menyambungkan
kembali bagian kain renda yang terpotong, mengikuti model kebaya kartini
meskipun agak melebar. Dan untungnya, saya terselamatkan dengan model rok yang
sesuai.
Sampai di rumah sudah pukul 19.00, saya belum menyiapkan
baju untuk revan dan ayahnya. Belum make up, menyiapkan barang-barang si anak
kecil. Saya cukup pusing. Tapi, ke pesta nya tetap jadi dong, walau terlambat
juga sih. Setidaknya saya sampai di sana tetap mengenakan seragam yang
diberikan, setidaknya untuk menghargai keluarga pengantin.
ini seragamnya. |
pengantin. -adat bugis- |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar