Masuk minggu
ketiga dengan segala persiapan mengajar. Meski pada kenyataannya persiapan kita
terkhusus saya masih jauh dari kata 100 %. Apalagi ada pihak dari Universitas
pendamping di sini yang akan menilai, dalam hal ini tim Valaya Alongkorn Rajabath.
Setelah mengamati sistem pembelajaran yang ada di sini (watchummponikayaram
school) , masalah utama bagi kami ada pada bahasa.
Tapi, siap
tidak siap kami harus menjalaninya. dan sepertinya diantara kami ber empat
berdasarkan jadwal, saya yang lebih dulu mengajar. Saya mengajar mata pelaran
Ilmu Pengetahuan Alam (Science) untuk tingkat SD kelas 5 (Pratom 5). Saya sudah
berdiskusi dengan guru Science dari kelas ini, beliau sangat membantu saya.
mulai dari bahan ajar, worksheet , dan segala kebutuhan
mengajar saya hari itu di bantu oleh beliau. Namnya Teacher Sanjiv.
Teacher Sanjiv |
it's time to
teaching
Hari itu
semua terasa menegangkan. Dan rasa rasanya orang disekitarku pun ikut
merasakannya. mulai dari teacher Sanjiv yang sudah memberikan copy-an
worksheet, Teacher Tae yang sudah siap membantu memberikan penjelasan kedalam
bahasa thailand untuk siswa siswa yang kurang paham.
Dan.....
saya pun memulainya membuka pelajaran tentang cuaca hari itu, dan cuaca saat
ini yang terjadi di Indonesia. bahwa di Indonesia masih dalam musim hujan. Saya
pun masuk ke inti pelajaran menjelaskan tentang proses terjadinya hujan. Mulai
dari sluruh air akan mengaliri kehilir lalu menguap mengalami evaporasi,
terkumpul di awan dan terjadi kondensasi yang menyebabkan hujan turun. Hal ini
pun biasa disebut siklus air.
hasil karya siswa |
penjelasan tentang siklus air. |
Di 30 menit
terakhir saya pun memberi tugas perkelompok, membuat poster tentang siklus
hujan serta mejelaskannya di depan kelas.
Satu jam pun
terlewatkan, Alhamdulillah. walaupun menurutku hari itu saya tidak
maksimal mungkin dikarenakan detak jantung yang bergemuruh cepat tak juga
normal, hingga jam pelajaran itu selesai. Membuat semua vocabulary yang
ingin diucapkan juga mengalami evaporasi, dan terkondensasi menjadi bulir bulir
keringat dingin. Untungnya di hari itu, pihak dari Valaya Alongkkorn Rajabath
University tidak datang. Jadi, saya bisa mempersiapkan lebih matang lagi untuk
pengajaran selanjutnya yang akan dinilai langsung dari pihak universitas
Thailand.
Latihan
menari
Setelah
jadwal sekolah selesai, kita tidak boleh langsung pulang. Harus latihan menari
thailand lebih dulu. Jadi, nanti di hari terkahir disekolah ini kami akan
tampil sebagai persembahan farewell party, menampilkan tari
Thailand, dan juga salah satu tari tradisional Indonesia. Sayangnya, kami tak
pernah punya foto ketika latihan tari Thailand ini. mana sempat terpikir, pukul
16.00 kami latihan padahal rasanya badan ini sudah remuk, merindukan bantal dan
tempat tidur di penginapan. Setiba di rumah pun, masih harus beberes menyiapkan
malam. karena kita selalu makan malam bersama guru guru ini.
Ayutthya
Heritage
Tapi untuk
malam itu kami tidak menyiapkan makan malam. Justru, kami diminta bersiap siap
berganti baju untuk menghadiri perayaan ulang tahun Provinsi Ayutthya. kebnetulan
yang pada saat itu, terdapat siswa (i) dari Watchumponnikayaram School yang
akan tampil di panggung pertunjukan acara tersebut.
Butuh waktu
sekitar satu jam untuk sampai di lokasi acara. Saya tidak begitu mengingat nama
tempatnya. yang pasti itu semacam lapangan yang luas dan dekat dari kantor
pemerintahannya. seperti Lapangan Karebosi yang dekat dari kantor Walikota
Makassar.
Begitu
banyak orang di tempat itu. Menuju panggung pertunjukkan pun kami harus
berdesak desakkan. Melewati Pasar senggol yang menjual beaneka ragam. Mulai
dari makanan , segala macam aksesoris dan kosmetik dan lainnya.
akhirnya,
kami pun bertemu dengan anak anak Watchumponnikayaram. Sayang sekali, kami
sampai setelah mereka usai menunjukkan tarian khas Thailand.
Pak Directur
begitu kami menyebutnya meskipun kadang kadang juga kami hanya memanggilnya
dengan sebutan "teacher". Beliau mengajak kami berkeliling di area
perayaan malam itu. berdasarkan dari penuturannya bahwa setiap sekolah yang ada
di Ayutthya ini harus memberikan penampilan di panggung hiburan. Maka semua
guru pun harus hadir diperayaan tersebut. selain untuk mendampingi para
muridnya juga turut meramaikan acara tersebut.
Nah, di
Ayutthya Heritage ini ada juga permainan yang hadiah utamanya itu mobil, motor,
dan 3 unit sepeda. Permainannya itu dengan memancing bola bola yang ada dikolam
yang tersedia. Untuk satu kali memancing, kita harus mengambil tiga bola yang
ada dan itu dihargai sebesar THB 20. Karena cukup penasaran dengan hadiah
utama, beberapa kali kami membayar untuk mengambil bola bola tersebut. Bahkan,
Pak directur yang membayarkan kami untuk itu. Beliau sampai menghabiskan 200
Baht. Sayangnya, yang kami dapat hanya berupa piring cantik , sabun sabun cuci,
dan beberapa ember saja. Semua hadiah itu kami berikan untuk teacher
Kanok. Di area penukaran hadiah itu ternyata ada banyak pegawai pemerintahan (guru-guru) yang berperan sebagai panitianya. Tentu saja mereka semua ini dikenali oleh Teacher Opp dan Pak Directur.
Setelah ikut
bermain, kami pun berjalan lebih jauh menuju stand makanan berat, rencananya
untuk mencari makanan halal yang bisa kami makan. Akhirnya, kami singgah di
salah satu stand muslimah yang menjual semacam bakmie. Ya.. walaupun bakmie nya
tidak seperti yang ada di Indonesia setidaknya cukuplah untuk menunda lapar.
Berjalan
kaki menuju di mana mobil Teacher opp di parkir, kami melihat air mancur menari
yang memperlihatkan sejarah provinsi Ayutthya. Sangat menarik. Begitu banyak
masyarakat Ayutthtya yang menikmati ari mancur menari tersebut. Sayangnya,
penjelasannya menggunakan bahasa Thailand yang sama sekali tidak kami mengerti.
Kami berempat, mencoba memahami dari gambar gambar yang di tampilkan dari air
mancur menari tersebut.
masih di
suasana perayaan ulangtahun Ayutthya. Tak hanya sebagai kesempatan untuk para
pedagang menajajakan jualannya, di acara ini juga menjadi kesempatan para
pelajar untuk mempromosikan sekolah mereka. Ada pula beberapa orang yang
mencoba memperkenalkan produk khas thailand. Seperti sabun beras khas Thailand
Teacher Opp with the girls |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar