"kisah ini merupakan perjalanan tahun 2017. Saat mengikuti KKN-PPL International program SEATEACHER 3rd"
Sabtu
Weekend
pertama kami. Menurut Info sebelumnya, kami akan diajak liburan bersama
“Buddy”. Semalam pun Janny sudah memberitahukan saya via LINE bahwa hari itu
mereka akan menjemput saya dan Ria di rumah. Saya dan Ria sudah harus bersiap
sepagi mungkin untuk liburan pertama itu. Tujuannya ke mana, kami berdua belum
tau pasti. Yang kami tau akan mengunjungi salah satu situs Nasional Thailand
yang terletak di provinsi yang sama dengan perumahan kami tinggal. Ayyutthya.
Pagi itu,
pukul 07.00 teng, mereka sudah ada di depan rumah. Ternyata mereka memang sudah
menyewa mobil khusus untuk liburan singkat hari itu. Stelah berpamitan bersama
Teacher Kanok, Sang Pemilik Rumah. Saya dan Ria pun membuka pintu mobil dan...
Surprise... disitu tak hanya ada Jan, Ying dan kawan kawannya. Tapi, juga ada
beberapa orang, peserta SEATEACHER lainnya dari Jogja, dan Aceh.
Saya duduk
disamping Nadia, salah satu mahasiswi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Sambil menikmati perjalanan sesekali saya bercerita bersama Nad, bagaimana dia
bisa ikut program ini. Apa saja yang dikerjakan di sekolah tempat penempatannya
dan berbagai macam. Asyiknya anaknya cukup “ceriwis”, perjalanan tidak
begitu membosankan. Saya tidak bisa membayangkan kalau akan duduk di samping
orang yang Cuma bisa “senyum..”.. Cuma jawab “ooh...” atau “iya..” saat diajak
ngobrol dalam perjalanan jauh itu. (seperti saya kadang kadang,
hehehhhe)
Kerajaan
Ayutthya
Ke pusat
ibu kota dari Provinsi Ayutthya butuh waktu skitar 45 menit. Maka sampailah
kita di taman bersejarah Ayutthya. dan ini merupakan salah satu Situs Warisan
Dunia UNESCO. Ada banyak Turis yang datang.
Dari depan
tidak begitu terlihat, bahwa ada candi candi dan bangunan kuno di belakangnya.
Hal ini dikarenakan tempat parkir dan jalan masuk disambut dengan pasar
tradisional yang menjual berbagai souvenir khas Thailand. Setelah melewati
Pasar , maka akan terlihatlah candi candi jejak peninggalan Kerajaan Ayutthya.
Jadi untuk
sejarahnya, Ayutthya ini merupakan nama kerajaan yang dipimpin oleh Sri Rama,
tokoh dalam Ramayana. Pada tahun 1350 Raja Ramathibodi I mendirikan Ayutthya
sebagai ibukota dari kerajaannya dan mengalahkan Kerajaan Sukhothai.
benteng kerajaan Ayutthya |
Ayutthya ini sangat aktif melakukan perdagangan dengan
negara negara asing, Dalam
perkembangannya, Ayyuthaya sangat aktif melakukan perdagangan dengan berbagai
negara asing seperti Tiongkok, India, Jepang, Persia dan beberapa negara Eropa. Penguasa Ayyuthaya
bahkan mengizinkan pedagang Portugis, Spanyol, Belanda,
dan Perancis untuk
mendirikan permukiman di luar tembok kota Ayyuthaya. Raja Narai (1656-1688)
bahkan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Raja Louis XIV dari
Perancis dan tercatat pernah mengirimkan dutanya ke Perancis.
Setelah melalui pertumpahan darah perebutan kekuasaan
antar dinasti, Ayutthaya memasuki abad keemasannya pada perempat kedua abad
ke-18. Pada masa yang relatif damai tersebut, kesenian, kesusastraan dan
pembelajaran berkembang. Perang yang terjadi kemudian ialah melawan bangsa
luar. Ayyuthaya mulai berperang melawan dinasti Nguyen (penguasa Vietnam Selatan)
pada tahun 1715 untuk memperebutkan kekuasaan atas Kamboja.
(Source, Wikipedia)
Meskipun demikian ancaman terbesar
datang dari Birma dengan pemimpin Raja Alaungpaya yang baru berkuasa setelah
menaklukkan wilayah-wilayah Suku Shan. Pada tahun 1765 wilayah Thai
diserang oleh dua buah pasukan besar Birma, yang kemudian bersatu di Ayutthaya.
Menghadapi kedua pasukan besar tersebut, satu-satunya perlawanan yang cukup
berarti dilakukan oleh sebuah desa bernama Bang Rajan. Ayutthaya akhirnya menyerah dan dibumihanguskan pada
tahun 1767 setelah pengepungan yang berlarut-larut. Berbagai kekayaan seni,
perpustakaan-perpustakaan berisi kesusastraan, dan tempat-tempat penyimpanan
dokumen sejarah Ayutthaya nyaris musnah; dan kota tersebut ditinggalkan dalam
keadaan hancur.
Dan yang difoto foto inilah merupakan puing puing reruntuhan Istana Kerajaan Ayutthya.
Oiya, dilokasi itu tidak hanya ada
bangunan bangunan tua. Tapi, jika kalian ingin mencoba merasakan sensasi naik
gajah, silahkan dicoba. Di situ tersedia. Jalan jalan mengelilingi bagian luar
Ayutthya sambil duduk di atas punggung gajah. Tapi itu cukup menyita ongkos,
sekali naik perorang itu di kenakan tarif sebesar THB 200. Dan saat turun
Gajahnya akan minta uang lagi. Iya gajahnya, karena si gajah ini akan mengendus
tas kita dengan belalinya yang panjang jika lama tidak di beri. Cukup THB 20
untuk di taruh di belalai si gajah. (Currency 1 THB = Rp. 400)
di atas punggung gajah |
ria lagi kasi makan gajah |
Nah, sekarang perjalanan dilanjutkan
menuju wisata alam. Katanya , kami akan mengunjungi Waterfall namanya Namtok
Chet Saonoi National Park
Namtok Chet Saonoi National Park
Sama seperti tempat wisata sebelumnya, di Namtoc Chet Saonoi National Park terdapat penjual yang menjajakan aneka souvenir. Ada pula yang menjual berbagai makanan. Mulai dari seafood, nasi goreng dsb.
Matahari sudah cukup terik untuk
sampai diair terjun. Begitu menggoda memang untuk ikut nyemplung ke air. Tapi
sebelum itu dilakukan, semua buddy bergegas ganti baju. Membeli beberapa
makanan berat yang akan di bawa masuk ke dalam. Oiya, untuk masuk ke dalam itu
tidak dikenakan tarif apapun. Area parkiran pun cukup luas. Namun, jalan masuk
ketempat yang teduh dan tidak banyak orang itu cukup jauh. Namanya saja tmpat
liburan, yaa orag orang cukup memadati tempat itu. Saya dan beberapa teman
rombongan mencoba mencari tempat untuk melakukan sholat dzuhur. Untungnya saja
ada Gazebo Gazebo dekat dari parkiran.
Setelah berjalan cukup jauh dan agak
sepi, menurut buddy inilah tempat yang bagus untuk menggelar tikar. Apalagi
perut sudah memberikan kode untuk segera diisi.
Tikar sudah digelar, makanan sudah di
tata rapi. Beberapa dari mereka langsung terjun ke air. Saya dan beberapa orang
lainnya seperti mau tapi juga tidak mau untuk turun. Beberapa mahasiswa
Indonesia yang ikut dalam rombongan ini, tidak begitu tertarik. Mungkin karena
perjalanannya yang jauh dan tidak “semenarik” yang ada dipikirannya. Katanya,
soal wisata Alam, Indonesia memang yang terbaik. Saya membagikan foto foto
lokasi waterfall itu ke grup teman SMA saya, dan reaksinya... “hahahhaha, sama ji kuliat
dengan sungai yang ada di kebunnya Tri, ul”.
Semua orang dipaksa mandi siang itu,
di tarik turun ke air. Sayapun demikian apesnya. Dan airnya itu sangat dingin.
Seperti berendam di kolam yang diisi dengan batu es.
Air yang dingin dan cukup dalam, tapi
mampu melepaskan semua kegerahan saat berjalan kaki ketika masuk.
Setelah cukup bermain air, kami semua
bergegas ganti baju. Karena tempatnya cukup jauh, kami tidak memilih untuk
ganti baju di tempat yang disediakan didekat area parkir. Tapi, di rumah warga disekitar situ. Terdapat kamar
mandi umum, yang sepertinya memang mereka sediakan untuk para wisatawan yang tidak ingi berjalan jauh ke area parkir.
Semua sudah berkumpul di area parkiran. bersiap siap untuk mengakhiri liburan sore itu. Bebrapa orang sepakat untuk membeli ice cream. Apalagi, di situ ada
penjual ice cream nestle. Ice cream yang menjual eskrim kitkat, milo dsb. Nah, saat saya mau
membayar, ternyata dompetku ketinggalan. Entah ketinggalan dimana. Membuat
semuanya jadi kalang kabut. Detik detik saat mau pulang, saya membuat pusing teman teman. Semuanya mencari ditempat
tempat yang saya singgahi tadi. Saya Cuma singgah di kantin, toiltet dan
gazebo. Sayapun mencoba merunut kembali langkah saya hari itu. Dan memutuskan
untuk kembali ke tempat kami menggelar tikar tadi. Belum terlalu jauh saya berlari
bersama Griffso, ada bapak bapak yang menEmukannya. Katanya saya meninggalkan
dompet itu di kamar mandi. Alhamdulillah bapak itu menemukan dan tidak ingin
mengambil “ucapan terima kasih saya” katanya, saya hanya perlu melapor ke atasan
bagian pengamanan untuk dijadikan salah satu record kerja beliau. Khop
kun na krab
Saat nya pulang ke penginapan masing
masing.
salah satu artis thailand, katanya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar