23 Juli 2019 dijadikan hari anak nasional untuk seluruh anak Indonesia. Dihari special tersebut mungkin ada baiknya jika kita bisa sedikit merenungkan tentang hak-hak anak. Meski hari anak itu yaa.. setiap hari. Bukan hanya pada 23 Juli. Sebagai orang tua kadang kita tidak ingin memperlihatkan keresahan kita pada anak. Kita tidak mau anak terbebani pikiran dengan ayah atau bunda nya sedang memiliki beban pekerjaan yang menumpuk di kantor. Yang kita inginkan hanyalah, anaknya saja yang berbagi cerita kepada kedua orang tua. Ada kejadian apa di sekolah? Senangkah dia hari ini? Atau mungkin ada yang membuatnya jengkel hari ini. Kita hanya ingin tau kondisi anak, tapi tidak membiarkan anak tau bagaimana kondisi kita. Parahnya, sebagian kecil orangtua malah melampiaskan kelelahan dari kantor pada anak yang sudah menunggunya pulang di rumah. Menyikapi hal tersebut tentu akan membuat anak merasa lebih sedih.
Sebelum jadi orangtua, kita pernah menjadi anak-anak. Tau apa
yang dirasakan oleh seorang anak. Tapi, bagi anak kita dia tidak pernah menjadi
orang tua sebelumnya. Ingatkah waktu kecil dulu mungkin kita pernah bertanya
tanya dalam hati “Apa sih yang ayah/ibu rasakan? Kenapa mukanya murung. Apa
pekerjaannya sebegitu melelahkannya? Apa salahku? Kenapa Ayah/ibu memarahiku?” dan sejuta pertanyaan lainnya yang enggan kita
ungkapkan. Hak anak bukan hanya kebutuhan sandang dan pangan. Ada hak batin
yang dimilikinya untuk mengenal orangt uanya lebih dalam. Iya, karena tidak
semua anak tau apa pekerjaan orang tuanya. Tau dengan siapa ayah/ibu nya
berhadapan di kantor. Sebagai bukti, mungkin kalian bisa simak video berkut. Video
yang dibuat oleh PT. Sinarmas yang memuat wawancara bersama beberapa pasangan
orangtua dan anak. Kalian pasti akan tercengang menyaksikan jawaban jawaban
polos dari anak anak tersebut. Ada yang menjawab hobi ayahnya adalah marah, hehe..
langsung saja klik video berikut ini
Bagaimana? Mengejutkan bukan? Kita pikir mungkin anak tau
nama pekerjaan orang tuanya. Tapi tidak dengan apa yang dia kerjakan. Bisa dilihat
juga reaksi para orang tua yang melihat jawaban anaknya dengan benar. Ada
kepuasan dan kebahagiaan tersendiri yang didapatkan rasanya mungkin seperti
perasaan cinta tak terduga yang berbalas, heheh. Lalu, bagaimana dengan anak kita?
Apakah justru anak-anak kita yang tidak paham dengan apa yang kita kerjakan?
Berikut saya akan membagikan tips, agar anak bisa mengenal orang tuanya lebih jauh..
- Sesekali ajak cerita 2 arah Bersama anak. Maksudnya, minta anak menceritakan kejadian yang dialaminya hari itu di sekolah atau di rumah ketika ayah/bunda tidak bersamanya lalu ceritakan juga keadaan ayah/bunda hari itu kepada anak. Sehingga anak merasa nyaman mengungkapkan apa yang dilakukannya sehari-hari. Kalau anak tidak ingin bercerita lebih dulu, tak ada salahnya kita sebagai orang tua yang memulainya. Tak apa sesekali ayah/bunda mengatakan lelahnya hari itu ditambah dengan kata-kata Lelah tersebut sedikit hilang ketika betemu mereka. Contoh “nak, tadi bunda di kantor kerjaannya banyak banget. Harus kerja ini, kerja itu, tapi pas sampai rumah capeknya bunda sedikit hilang karena bunda bahagia ketemu kamu nunggu bunda. Kalau kamu ada cerita apa hari ini di sekolah? Ngapain aja di rumah” tak hanya kita yang didengar oleh anak tapi juga mendengarkan cerita anak anak kita.
- Setiap ingin berangkat kerja, coba bahas sedikit saja hal utama yag akan ayah/bunda dikerjakan di kantor. Saat yang paling tepat untuk melakukan ini adalah ketika sarapan bersama di meja makan. Cobalah untuk memberi informasi apa yang akan ayah\bunda ingin kerjakan di kantor. Misalnya, akan bertemu client¸ akan mengadakan rapat untuk rencana apa, akan persentasi project baru dan meminta dukungan serta doa. Lalu, tetap kembalikan pada anak apakah hari itu dia ada kegiatan tertentu di sekolah? atau tanyakan apa saja apa yang akan dilakukan anak hari itu.
- Untuk lebih mengenalkan anak pada pekerjaan ayah/bunda, tak ada salahnya untuk mengajaknya ke kantor. Hal ini juga membantu anak anak lebih mengenal ligkungan pertemanan kita di kantor. Membuatnya menyaksikan langsung bagaimana kita bekerja. Dan apa yang kita kerjakan. Oiya, untuk menerapkan hal ini pastikan dulu ayah/bunda tidak terlalu sibuk atau menmpunyai banyak perkerjaan. Karena biasanya ketika anak ikut ke kantor, membuat anak merasa kurang nyaman dengan situasi di sana dan sedikit merepotkan orang tuanya. Tapi, ketika anak-anak sudah terbiasa dengan situasi di kantor, sudah mengenal siapa saja teman seruangan kita maka, dia pasti akan merasa lebih nyaman.